Minggu, 01 Januari 2012

TERJEMAH


PEDOMAN UMUM PENERJEMAHAN ARAB-INDONESIA
Oleh:  Bukhori[1]
1.        Apakah terjemah itu ?
Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi yang mengahruskan manusia untuk menjalin komunikasi dengan berbagai suku bangsa, maka aspek kebahasaan memegang peranan yang sangat penting. Bahasa sebagai alat komunikasi, baik verbal maupun non verbal, dapat membantu dalam menentukan terlaksananya proses komunikasi dengan baik.
Kemajumekan bahasa yang ada di dunia mengharuskan adanya proses transformasi atau pengalihan antar satu bahasa dengan bahasa yang lain, sehingga setiap suku bangsa dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang disampaikan dengan bahasa yang berbeda. Proses semacam inilah yang lazim disebut sebagai terjemah.
Secara bahasa Kata Tejemah berasal dari bahasa Arab ترجم – يترجم – ترجمة  yang berarti menjelaskan dan menafsirkan (بيّن وفسّر ).  Sedangkan definisi terjemah secara terminologi dapat diartikan sebagai proses pemindahan atau penyalinan ide , gagasan, pesan atau informasi dari satu bahasa atau bahasa sumber (Source Language/ SL) ke dalam bahasa lain atau bahasa sasaran (Target Language/ TL)[2].
Lebih rinci lagi, istilah terjemah memiliki empat makna yang berbeda. Pertama, terjemah berarti proses penyampaian informasi pada orang yang belum menerimanya. Kedua, penjelasan atau penafsiran informasi atau ucapan dengan bahasa yang sama dengan bahasa sumber (SL). Ketiga, penjelasan atau penafsiran dengan bahasa yang berbeda dari bahasa sumber (SL),dan. Keempat, terjemah berarti proses transformasi atau pemindahan dari satu bahasa (SL) ke bahasa lain (TL). Makna terjemah yang keempat inilah yang sering dipakai oleh para penulis dan penterjemah.
2.                  Macam-macam terjemah
Secara garis besar, terjemah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu terjemah harfiah (tekstual) dan terjemah maknawiyah (kontekstual).
a.       Terjemah harfiah atau sering disebut terjemah setia ialah penerjemahan dengan menyalin bahasa sumber  (SL) kata demi kata secara linier kedalam bahasa sasaran (TL) dengan tetap mempertahankan struktur kalimat bahasa sumber  (SL) secara utuh dan tanpa memperhatikan struktur bahasa target (TL). Terjemah semacam ini dianggap sebagai bentuk terjemahan yang paling buruk.
Bentuk terjemahan semacam ini banyak digunakan di berbagai pondok-pesantren salaf yang ada di Indonesia, khususnya dalam menerjemahkan kitab kuning ke dalam bahasa daerah setempat, dengan menggunakan metode sasa` atau metode utawi iku iku.
Berikut contoh terjemah harfiah yang diambil dari teks kitab tafsir Fath al-qorib:
والشرط لغة العلامة وشرعا ما تتوقف صحة الصلاة عليه وليس جزأ منها
Jika teks ini diterjemahkan secara harfiah maka akan menjadi sebagai berikut:
Dan Syarat dalam bahasa yaitu alamat, dan dalam syara` yaitu sesuatu yang behenti sahnya shalat kepadanya dan bukan syarat itu bagian dari shalat.

b.      Terjemah Maknawiyah (kontekstual), merupakan penerjemahan yang lebih mementingkan isi atau makna teks bahasa sumber (SL), kemudian berusaha menyuguhkan dalam gaya bahasa dan struktur kalimat yang sesuai dengan bahasa sasaran (TL).
Perhatikan contoh berikut:
  والشرط لغة العلامة وشرعا ما تتوقف صحة الصلاة عليه وليس جزأ منها

Kata “syarat” secara etimologi berarti tanda, sedangkan definisi  syarat dalam shalat secara terminoligi adalah sesuatu yang dapat menentukan sah atau tidaknya shalat, dan ia tidak termasuk dalam rangkian shalat.
لكل عصر من العصور ملامحه المميزة
Diterjemahkan :  Setiap masa memiliki cir-ciri  yang khas
          Bukan             bagi setiap satu masa dari beberapa masa ciri-ciri yang berbeda
           Di samping dua bentuk terjemah di atas, masih ada lagi beberapa bentuk terjemahan lain yang merupakan pengembangan dari bentuk terjemah yang sudah ada.
3.             Langkah-langkah dalam menterjemah
Ada beberap cara yang harus dilakukan dalam proses penerjemahan, yaitu:
a.       Membaca teks yang akan diterjemahkan terlebih dahulu secara umum sebelum menterjemahkannya. Hal ini dimaksudkan untuk menangkap ide atau gagasan umum yang termuat di dalamnya.
b.      Membaca teks pragraf demi pragraf secara seksama, serta memberi tanda pada beberapa kata atau istilah yang mungkin belum diketahui padanannya dalam bahasa target (TL).
c.       Mempersiapkan kamus atau ensiklopedi terlebih dahulu untuk mempermudah proses terjemah.
d.      Melakukan proses terjemah dengan tetap memperhatikan keakuratan dalam pemilihan kata (diksi), idiom, tanda baca, gaya bahasa dan struktur kalimat dari kedua bahasa (SL dan TL).
e.        Membaca kembali hasil terjemahan yang sudah selesai untuk melakukan koreksi terhadap beberapa kesalahan yang mungkin terjadi. Dalam hal ini, sebaiknya penerjemah membiarkan terlebih dahulu hasil terjemahannya dalam beberapa hari, setelah itu baru ia membacanya kembali.
f.         Melakukan revisi-revisi terhadap beberapa kesalahan yang ditemukan, dan
g.      Pembacaan akhir, untuk memastikan bahwa sudah tidak ada lagi kesalahan-kesalahan, baik gramatikal, gaya bahasa,pemilihan kata maupun kesalahan ketik, dan sebagainya.
4.      Petunjuk terjemah teks arab ke Indonesia
a.      Jumlah fi`liyah
Dalam bahasa Arab banyak digunakan jumlah fi`liyah, dan untuk menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia maka padanan yang tepat adalah jumlah ismiyah. Contoh:
  يبيع الفلاح الخضر 
  (petani menjual sayuran), bukan: menjual petani sayuran
يزور المحافظ معهد مفتاح العلوم الإسلامي السلفي
(Gubernur mengunjungi PPS.Miftahul Ulum).
bukan: Mengunjungi Gubernur PPS.Miftahul Ulum
b.      Fi`il Mabni Ma`lum
Fi`il mabni ma`lum (kata aktif) dalam bahasa Arab terkadang padanannya dalam bahasa Indonesia berbentuk majhul / pasif. Contoh:
هذا اكتاب ألفه الدكتور محمد
(Kitab ini dikarang oleh Dr.Muhammad)
Bukan : kitab ini mengarangnya Dr.Muhammad
الذين أصابهم المصيبة
(orang-orang yang ditimpa musibah)
Bukan: orang-orang yang musibah menimpa mereka
c.       Beberapa Huruf jir, terutama yang tambahan tidak perlu diartikan, contoh:
القرأة نوع من أنواع المهارات اللغوية
(Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa)
Bukan: membaca adalah satu macam dari beberapa macam  …..
العوامل التي أدت إلى ظهور نظام دستوري معيّن
(Faktor-faktor yang mengakibatkan lahirnya sistem hukum tertentu)
Bukan: faktor-faktor yang membawa kepada lahirnya …..
d.      Hurufو  diawal, ف   dan ثم  sebagai `ataf sebaiknya tidak diterjemahkan. Contoh:
ولما فرغ أبو بكر وعمر من كلامهما
(Setelah Abu Bakar dan Umar selesai bicara)
Bukan: dan setelah Abu Bakar dan Umar selesai dari bicaranya
وأخيرا فإني قد بذلت قصارى جهدي
(Ahirnya, saya telah mengerahkan seluruh upaya )
Bukan: dan akhirnya maka saya telah mengerahkan seluruh upaya
e.       Dhomir (kata ganti) yang berulang-ulang tidak diterjemahkan seluruhnya. Contoh:
فقد قرأ الآدب الغربية وعرف مذاهبها وأساليبها الفنية
(Ia telah membaca sastra barat, mengenal aliran-aliran dan gaya sastranya). Bukan: mengenal aliran-alirannya dan gaya sastranya.
f.        Kana dan saudaranya terkadang harus tidak diartikan. Contoh:
وهذه اللغة تجب أن تكون جميلة (Bahasa tersebut haruslah indah)
Bukan: Bahasa ini wajib ada indah
g.      Huruf jir عن  yang berfungsi sebagai ta`diyah tidak perlu diterjemahkan. Contoh:
أعلن المدير عن حاجته إلى موظف  (Direktur menyatakan butuh pegawai)
رغب الإسلام عن النفاق  (Islam membenci kemunafikan)
h.      Pertemuan Isim mausul (الذي، من، ما)  dengan huruf jar مِنْ  yang berfungsi bayaniah diterjemahkan seolah-olah tidak ada isim mausulnya kemudian meoncat pada kata sesudah من   dan kembali lagi kepada kata sesudah isim mausul. Contoh:
القرأن وما فيه من كلمات أجنبية (Al-qur`an dan kata-kata asing di dalamnya)
Bukan: Alqur`an dan hal-hal yang ada di dalamnya itu dari kata-kata asing.
فانكحوا ما طاب لكم من النسآء  (Nikahilah wanita-wanita yang baik bagimu)
Bukan: nikahilah sesuatu yang baik bagimu dari perempuan-perempuan
i.        أن  yang berfungsi masdariyah diterjemahkan seperti masdarnya. Contoh:
يريد أحمد أن يستقبل ضيفه في المطار  (Ahmad hendak menjemput tamunya di bandara).  
j.        إنْ  sebagai huruf syarat diterjemahkan apabila. Contoh:
إن تعمل تنل أجرا  (apabila anda bekerja anda dapat ganjaran). Sedangkan إن  zaidah (tambahan) tidak diterjemah, seperti: ما إن سمعتُ شيئا مما قلتَ (saya tidak mendengar sesuatu yang engkau katakan)

Di samping beberapa contoh teknik penerjemahan di atas, berikut juga disertakan contoh penerjemahan kata-kata arab yang sering ditemui dalam karya ilmiah modern.
× (إنّ) فى أول الجملة، المثال:
1.   إنّ التفكير فى النهضة العربية ليس تفكيرا أيديولوجيا مرتكزا على مبادئ أيديولوجية معينة
Diterjemahkanà Pemikiran tentang kebangkitan Arab (sungguh) bukanlah merupakan pemikiran ideologis yang berpusat pada prinsip-prinsip (doktrin-doktrin) ideology tertentu.
2.   إنّ هناك ترابط بين المصالح الداخلية والسلوك الخارجى للدولة
Diterjemahkanà Terdapat kaitan antara kepentingan-kepentingan dalam negeri suatu Negara dengan langkah (politik) luar negerinya.
× (إلاّأنّ – إلاأنّه)، المثال:
1. إن جذور الغرب تمتد فى أرض الشرق سواء على تاريخه المدني أو تاريخه الديني، إلا أن ظهور الاسلام وتوسعه فى القرن السابع أدى الى عداوة سياسية وعداوة دينية بين الشرق والغرب
Diterjemahkanà  Akar-akar Barat menancap di dunia Timur, baik sejarah peradapan maupun keagamaannya. Hanya saja kedatangan dan ekspansi Islam pada abad ke-7 mendorong terciptanya rivalitas politik maupun keagamaan antara keduanya.
2. إن تاريخ علاقة الغرب مع الشرق يمثل فى معظمه علاقة غير متكافنة تبادل فيها الشرق والغرب موقعي القوة والضعف، التقدم والتخلف إلا أنه فى الوقت ذاته يخضع هذه العلاقة التاريخية لقراءة منهجية وتحليل علمي
Diterjemahkanà Sebagian besar lembaran sejarah hubungan Barat dan Timur mencerminkan suatu hubungan yang tidak berimbang, di mana Timur dan Barat (selalu) bergantian antara posisi kejayaan dan kelemahan, antara kemajuan dan keterbelakangan. Namun pada waktu yang sama (pembacaan) hubungan sejarah ini sesungguhnya tunduk kepada suatu metodologi pemahaman dan analisis ilmiah.
3.   هذا صحيح إلا أنه ليس سببا كافيا
Diterjemahkanà  Itu benar, namun bukan merupakan alas an yang memadai
× (العطف والضمير)، المثال:
1.   قسم اللغة العربية وأدبها
Diterjemahkanà  Jurusan Bahasa Dan Sastra.
(Bukan: Jurusan Bahasa Arab dan Sastranya.)
2.   إن قضية صراع الحضارات أو حوارها هى احدى القضايا السياسية التى تشغل العالم
Diterjemahkanà Problematika pertarungan atau dialog antar peradaban merupakan salah satu persoalan politik yang menyita perhatian dunia.
(Bukan: Pertarungan antar peradaban dan dialog-dialognya merupakan salah satu persoalan yang menyita perhatian dunia.)
3.   إن التقدم فى التعاون الدولى وتنسيقها سيسهم فى ترقية ما يسميه الانسجام الكونى
Diterjemahkanà Kemajuan Kerjasama dan keselarasan (Negara-negara) di dunia akan memberikan kotribusi bagi penigkatan apa yang di sebut dengan 'global harmony'.
(Bukan: Kerjasama Negara-negara dunia dan keselarasannya akan memberikan kontibusi bagi peningkatan apa yang disebut dengan 'global harmony'.)
4.   يكون فى هذا الكتاب دعوة للقارنين الى صحة أفراد المجتمع وسعادتهم
Diterjemahkanà Dalam kitab ini terdapat seruan untuk (memelihara) kesehatan dan kebahagiaan setiap individu dalam masyarakat.
(Bukan: Dalam kitab ini terdapat seruan untuk (memelihara) kesehatan setiap individu dalam masyarakat dan kebahagiaan mereka.)
5.   سيطر القوى البرجوازية الرأسمالية على الطبقات الشعبية واستغلالها
Diterjemahkanà Dominasi dan eksploitasi kelas borjuis kapitalis terhadap masyarakat kelas bawah.
(Bukan: Dominasi kelas borjuis kapitalis terhadap masyarakat kelas bawah dan eksploitasinya terhadap mareka.)
× (لابد أنْ - لابد من)، المثال:
1.   ولكن قبل الانتقال الى البحث لابد من قراءة نقدية في هذا الموضوع
Diterjemahkanà Tetapi sebelum beralih kepada pembahasan tersebut, seharusnyalah dilakukan pembacaan secara kritis terhadap tema ini.
2.   في مفهوم اعادة البناء الاجتماعي هناك انظمة وعادات وتقاليد لابد من تغييرها
Diterjemahkanà Dalam konsep rekonstruksi masyarakat, maka banyak tatanan, adat istiadat dan tradisi harus diubah.
3.   لابد أن نتخلص من أن نخجل من لغتنا وأنفسنا الإندونيسية
Diterjemahkanà Kita harus menjauhkan diri dari sikap malu terhadap bahasa dan diri kita sendiri sebagai bangsa Indonesia.
4.   لذلك كان لابد من المعالجة المنهجية الناضجة
Diterjemahkanà Demi tujuan tersebut, sangat diperlukan terapi metodologis yang matang.
5.   لذلك نرى أنه لابد من ثقافة عامة
Diterjemahkanà Oleh karena itu, kami melihat sangat diperlukannya 'general culture'.
× استعمال آخر لـ (مِنْالمثال:
1.   كان ظهور الرأسمالية التجارية ثم الرأسمالية الصناعية مِن نتائج عصر النهضة
Diterjemahkanà Munculnya kapitalisme perdagangan yang disusul kapitalisme industri merupakan salah satu buah masa kebangkitan (Eropa atau disebut masa pencerahan).
(Bukan: Munculnya Kapitalisme perdagangan yang di susul kapitalisme industri merupakan dari buah-buah masa kebangkitan atau dari buah-buah kebangkitan).
2.   إن المرض النفسى مِن أشد العوامل فى انتزاع سعادة الانسان وتدميرها بل وسعادة وأمن المحيطين به أيضا
Diterjemahkanà Penyakit psikologis merupakan salah satu factor terkuat bagi hilang dan hancurnya kebahagiaan manusia, bahkan kebahagiaan dan keamanan orang-orang di sekelilingnya.
(Bukan: Penyakit psikologis merupakan dari factor-faktor tekuat bagi hilang dan hancurnya kebahagiaan manusia, bahkan kebahagiaan dan keamanan orang-orang di sekelilingnya.)
3.   إن المرض العقلى مِن الأمراض العصريه الحديثة
Diterjemahkan à Stress merupakan salah satu penyakit kontemporer.
4.   إن الموضوع مِن اهتمامنا
Diterjemahkan à Tema tersebut merupakan salah satu fokus perhatian kami
5.   يكون من الأوليات المطلوبة اليوم اعادة ترتيب العقل المسلم
Diterjemahkanà Di antara prioritas yang mendesak saat ini adalah mensistematisasi kembali nalar islam.
6.   إن اعادة تحديد الشخصية المسلمة من القضايا التى يجب أن تتصرف إليها اليوم
Diterjemahkanà Upaya merumuskan kembali kepribadian (jati diri) Muslim merupakan salah satu persoalan yang harus memperoleh perhatian sekarang ini.
× استعمال (على)، المثال:
1. إن مفهوم الشورى على بساطته قد تجاوز الخطاب الديمقراطي لأن الديمقراطية مشاركة باالصوت والشورى مشاركة بالرأي
Diterjemahkanà Konsep Syura (musyawarah) betapapun sederhana sesungguhnya telah melampaui wacana demokrasi. Karena demokrasi (pada dasarnya) adalah partisipasi melalui pendapat.
(Bukan: Konsep Syura (musyawarah) atas sederhana sesungguhnya telah melampaui wacana demokrasi. Karena demokrasi (pada dasarnya) adalah partisipasi melalui pendapat.)
2.   إن الحياة العقلية والروحية على اختلاف مفهومهما فى طبيعتها ظاهرة فريدة
Diterjemahkanà Rasionalitas dan spiritualitas sekalipun memiliki konsep yang berbeda sesungguhnya merupakan fenomena yang tunggal.
(Bukan: Rasionalitas dan spiritualitas atas memiliki konsep yang berbeda sesungguhnya merupakan fenomena yang tunggal.)
× استعمال (كـَالمثال:
1.   وعلاقة الشرق مع الغرب يتراوح بين النظر إلية كمستعمر غاشم أو كوجود تاريخى أو كمعيار للتقدم
Diterjemahkanà Hubungan Timur dan Barat berkisar antara pandangan terhadap Barat sebagai imperialisme penindas, suatu eksistensi sejarah atau sebagai standar kemajuan.
(Bukan: Hubungan Timur dan Barat berkisar antara pandangan terhadap Barat seperti imperialisme penindas, suatu eksistensi sejarah atau seperti standar kemajuan.
2.   الجابري فى كتاباته العديدة يؤكد أهمية الثقافة كعنصور من عناصر أركان القومية
Diterjemahkanà Dalam berbagai tulisannya al-Jabiri menandaskan pentingnya culture sebagai salah satu elemen pokok Nasionalisme (Arab).
(Bukan: Dalam berbagai tulisannya al-Jabiri menandaskan pentingnya culture seperti salah satu elemen pokok Nasionalisme (Arab).)
3.   خطاب الحصري كمفكر للقومية العربية يعتبر فقرا تراثيا
Diterjemahkanà Wacana (Shatia) al-Husni sebagai penggagas Nasionalisme Arab dipandang miskin nuansa tradisi.
(Bukan: Wacana (Shatia) al-Husni seperti penggagas Nasionalisme Arab dipandang miskin nuansa tradisi.)
4.   إن إندونيسيا كشعب من شعوب العالم الثالث يعيش أغلب سكانها فى حالة فقر
Diterjemahkanà Sebagai salah satu Negara dunia ketiga, mayoritas penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan.
× ضمير الشأن، المثال:
1.   وجميع الاشارات تدل على أنه لايمكن الاستجابة لهذا التحدى بدون اعادة بناء الفكري الاجتماعي
Diterjemahkanà Seluruh bukti menunjukkan bahwa tidak mungkin menjawab tantangan ini tanpa melakukan rekonstruksi pemikiran kemasyarakatan.
(Bukan:  Seluruh bukti menunjukkan bahwa sesungguhnya ia tidak mungkin menjawab tantangan ini tanpa melakukan rekonstruksi pemikiran kemasyarakatan.)
2.   لذلك نرى أنه لابد من ثقافة عامة ونظرة شمولية
Diterjemahkanà Oleh karena itu, kami melihat sangat diperlukannya general culture dan pandangan yang menyeluruh.
(Bukan: Oleh karena itu, kami melihat bahwa sesungguhnya ia sangat diperlukannya general culture dan pandangan yang menyeluruh.)
3.   وإنه لمن المعلوم أن ميشيل عفلق مؤسس حزب البعث
Diterjemahkanà  Telah maklum bahwa Michel Aflaq adalah pendiri partai Ba'ath.
(Bukan: Sesungguhnya ia Telah maklum bahwa Michel Aflaq adalah pendiri partai Ba'ath.)
4.   إنه لابد أن يكون لنا راعي
Diterjemahkanà  Seharusnya kita memiliki pandangan (sendiri).
                        (Bukan: Sesungguhnya kita memiliki pandangan (sendiri).
× (ما) زائدة، المثال:
1.   إذا ما وقفنا للحظة واحدة بهذا الموضوع سنجد أنه واسع المعنى
Diterjemahkanà Apabila kita memperhatikan sejenak tema ini, maka kita akan melihat bahwa tema tersebut (ternyata) memiliki makna sangat luas.
2.   إذا ما قرأ المسلمون الكتابة ازداد وعيهم بضرورة مواجة الفكر الاستشراقى
Diterjemahkanà apabila umat Islam membaca tulisan tersebut niscaya kesadaran mereka akan pentingnya perlawanan terhadap pemikiran orientalis semakin meningkat.
× (غير أنّ – بيد أنّالمثال:
1. وقد كتب أستاذ السمرة إلى الحكومة عبر مجمع اللغة العربية الأرداني أكثر من مرة طالبين الحيلولة دون تسمية المحلات بالأسماء الأجنبية غير أن كتبه مزقت أو وضعت في الأدراج
Diterjemahkanà Profesor Samroh sungguh telah mengirim surat lebih dari satu kali kepada pemerintahnya melalui lembaga bahasa Arab Urdun yang meminta (pemerintah) tidak memberikan nama berbagai tempat dengan nama-nama bahasa asing. Namun surat-surat itu apabila tidak di sobek maka (hanya) di taruh di laci.
2.   وذلك سؤال مهم غير أنّ السؤال الأول الذي يخطر ببالى هو مايلي
Diterjemahkanà Hal itu merupakan pertanyaan penting namun pertanyaan pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah sebagai berikut.
3.   هناك دوافع وأسباب في ذلك بَيْدَ أنّ السبب الرنيسى هو سبب دينى
Diterjemahkanà Terdapat banyak factor dan sebab dalam hal itu. Hanya saja penyebab utama adalah factor keagamaan.
4. من الصعب تحديد تاريخ معين لبداية الاستشراق بَيْدَ أن بعض الباحثين يشير الى الغرب النصرانى كبدء وجود الاستشراق الرسمى
Diterjemahkanà tidak mudah menentukan waktu sesungguhnya dari awal kegiatan orientalisme. Hanya saja beberapa peneliti merujuk kepada Barat Nasrani sebagai awal mula keberadaan orientalisme resmi
DAFTAR BACAAN RELEVAN
1.       Nur Mufid dan Kaserun AS.Rahman, Buku Pintar Menerjemah Arab –Indonesia, Pustaka Progresif, Surabaya, 2007
2.       Dihyah Misqan, Malzamah fi al-tarjamah, PP.Darussalam Gontor, Ponorogo, tidak dipublikasikan.
3.       Rofi`i, Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia, Jilid 1-2, Persada Kemala, Jakarta, 2004


[1] Alumnnus PPS.Miftahul Ulum Ganjaran Malang, Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Malang
[2]  Louis Ma`luf.  Al-Munjid fi al-Lughat wa al-A`lam. (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), p. 60